Sentil Usul Program Atasi Banjir Dan Macet 2025

Ketua DPRD: Banyak Kegiatan Copy Paste

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2025, di kantor Pemerintah Kota Jakarta Pusat, Tanah Abang, Kamis (21/8/2024). (Foto: Istimewa)
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2025, di kantor Pemerintah Kota Jakarta Pusat, Tanah Abang, Kamis (21/8/2024). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dituntut membuat terobosan untuk mengatasi banjir dan macet dalam menyusun program 2025. Jika hanya copy paste dari tahun ini, hasilnya diragukan mendapatkan hasil signifikan.

Dalam pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tahun 2024 un­tuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2025, Ketua Dewan Per­wakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetyo Edi Mar­sudi menolak dicantumkannya kegiatan normatif dalam menangani banjir dan macet.

“Saya melihat masih banyak kegiatan copy paste. Kalau seperti ini terus bagaimana dengan kemajuan Jakarta?,” ujarnya pada pembukaan Musrenbang di kantor Pemerintah Kota (Pem­kot) Jakarta Pusat (Jakpus), Ta­nah Abang, Kamis (21/8/2024).

Pras sapaan karibnya menu­turkan, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Ja­karta perlu membuat terobosan untuk menuntaskan masalah macet dan banjir.

Dengan demikian, ia mengajak Pemkot Jakpus, pihak swasta, akademisi, serta masyarakat untuk bekerja sama dalam mencari solusi terbaik untuk mengatasi kemacetan dan banjir di Jakpus.

“Kita perlu melakukan peren­canaan yang matang, implemen­tasi yang baik dan evaluasi yang terus menerus untuk memasti­kan keberhasilan program-program yang akan kita jalankan,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjelaskan, dalam RKPD ta­hun 2025 Pemprov DKI memi­liki empat prioritas pembangu­nan Jakarta. Yakni, Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Infra­struktur Kota, Akselerasi Per­tumbuhan Ekonomi, Tata Kelola Pemerintahan yang Adaptif, dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

“Saya berharap dalam pemba­hasan forum ini dapat difokus­kan empat prioritas pembangunan berwujudkan program dan kegiatan yang terhubung dengan Sukses Jakarta Untuk Indonesia serta mewujudkan Jakarta menuju kota global,” ungkapnya.

Tambah Rumah Pompa

Heru menyebutkan, di daerah rawan banjir di Ibu Kota harus ditambah tempat-tempat penam­pungan air dan infrastruktur penunjang lainnya.

“Jadi, titik-titik tertentu di Jakarta masih ada banjir. Poin masuk akalnya adalah kita harus tambah pompa portabel, dinding penahan (sheet pile), embung, pintu air, peninggian jalan dan lain sebagainya,” kata Heru. Heru belum menyebutkan bera­pa jumlah pompa, dinding pe­nahan dan embung yang akan ditambah di Jakarta. Karena, menurutnya, Pemprov terlebih dahulu mengecek lokasi mana saja yang rawan banjir.

Kemudian, Pemprov melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau dulu faktor terjadinya ban­jir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.

“Hasil saya meninjau pompa di Kali Sentiong (Jakarta Utara). Saya minta di Kali Kresek (Cilincing, Jakarta Utara) harus ada pompa. Karena dari Sunter air masuk ke arah Kali Kresek sehingga bisa cepat dipompa tidak terlalu jauh,” jelas Heru.

Selain itu, Heru mengungkapkan, pihaknya juga tengah mencari lahan yang memung­kinkan untuk dibangun embung atau waduk kecil sebagai parkir air atau kolam retensi untuk mengatasi genangan dan pengendalian banjir.

“Curah hujan di Jakarta pada 14 Februari itu 180 milimeter (mm). Curah 150 mm aja sudah tinggi. Saluran makro kita bisa menam­pung 150 mm dengan cakupan atau jangkauan curah hujan 4-5 jam tanpa intervensi banjir kiri­man,” terang Heru.https://lakbanhitam.com/wp-admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*