Xi Jinping Beri Peringatan Keras ke Capres Taiwan, Ini Isinya

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden China Xi Jinping memberikan peringatan kepada calon pemimpin baru Taiwan, dua pekan jelang pemilu. Dia menegaskan akan mencegah siapapun “memisahkan Taiwan dari China dengan cara apapun”.

China memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, meskipun terdapat penolakan keras dari pemerintah di Taipei, dan telah meningkatkan tekanan militer dan politik untuk menegaskan klaim kedaulatannya.

Taiwan akan mengadakan pemilihan presiden dan parlemen pada 13 Januari dan cara pulau tersebut menangani hubungan dengan China merupakan poin utama perdebatan dalam kampanye.

Pada simposium memperingati 130 tahun kelahiran mantan pemimpin China Mao Zedong, yang pada 1949 mengalahkan pemerintah Republik China dalam perang saudara yang kemudian melarikan diri ke Taiwan, Xi mengatakan “penyatuan kembali tanah air secara menyeluruh adalah tren yang tidak dapat ditolak” .

“Tanah air harus dipersatukan kembali, dan mau tidak mau akan dipersatukan kembali,” kata Xi, Selasa (26/12/2023), yang dikutip Xinhua, kepada para pejabat senior Partai Komunis.

China harus memperdalam integrasi antara kedua belah pihak, mendorong perkembangan hubungan damai di Selat Taiwan, dan “dengan tegas mencegah siapa pun memisahkan Taiwan dari Tiongkok dengan cara apa pun,” katanya.

Laporan tersebut tidak menyebutkan penggunaan kekerasan terhadap Taiwan, meskipun China tidak pernah menyangkal kemungkinan tersebut. Pernyataan itu juga tidak menyebutkan pemilu yang akan datang.

China mengatakan pemilu Taiwan adalah urusan internal China, namun rakyat pulau itu dihadapkan pada pilihan antara perang atau perdamaian dan setiap upaya untuk memerdekakan Taiwan berarti perang.

Selama satu setengah tahun terakhir, China telah melancarkan dua putaran latihan perang besar-besaran di sekitar Taiwan dan secara teratur mengirimkan kapal perang dan jet tempur ke Selat Taiwan.

Pemerintah China telah berulang kali mengecam calon presiden Taiwan berikutnya, Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, sebagai tokoh separatis yang berbahaya dan menolak seruannya untuk melakukan perundingan.

Baik DPP maupun partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang (KMT), yang secara tradisional mendukung hubungan dekat dengan Tiongkok namun menyangkal pro-Beijing, mengatakan hanya masyarakat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka. https://tampansamping.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*